Prostitusi Gay: Dari Brondong Bogor Hingga Kucing ABG Jakarta (Bagian 4-Habis)
Minggu, 25 September 2016 , 15:08:00 WIB
Laporan: Syahnoer
Berita Metropolitan. Tempat gay berkelas dan para kucing (sebutan PSK laki-laki) yang lumayan favorit di ibukota berada di sebuah tempat hiburan malam di kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan.
Di tempat hiburan inilah pasangan-pasangan sejenis ingin mencari cinta, atau mungkin hanya sekadar berburu kenikmatan sesaat.
Tempat tersebut cukup luas, bisa menampung hingga ratusan pengunjung. Jika malam menjelang, bau wangi para kucing merebak diantara kepulan asap rokok. Nyaris saban malam ada pertunjukan tari erotis dari kaum Adam yang memicu suasana kian memanas.
Karena berada di lingkungan elit, para kucing yang mengais rejeki di sana tidak sembarangan. Tengok saja aksi Ryan, kucing gay yang ditemui Berita MetropolitanJakarta, Sabtu pekan lalu.
Badan tegap dan proporsional. Pakaian rapi dan bau parfum kelas A yang berciri samar tapi bikin penasaran langsung menyengat begitu berpapasan dengannya.
Wajah rupawan Ryan mampu membuat lawan bicara tahan berhadapan berjam-jam. Umurnya pun masih perkasa-perkasanya. Baru 23 tahun. Ryan makin terlihat cool dengan kemeja tartan, celana jins, dan sneakers. Sedikit highlight di bagian atas rambut menguatkan penampilannya sebagai sosok yang paham fashion.
Untuk bisa kencan dengannya, Ryan mematok tarif Rp 500 ribu short time. Sedang untuk long time (sepanjang malam), pria asal Tasikmalaya ini membandrol Rp 1,5-2 juta.
"Itu sudah bersih ya, semua ditanggung tamu," ujarnya sambil tersenyum.
Untuk tiap malam, Ryan membatasi tamunya hanya dua orang. Itu saja, durasakan sudah cukup lantaran pria-pria yang membukingnya, seringkali memberinya uang lebih jika merasa terpuaskan.
Meski menerima klien tanpa membedakan jenis kelamin, Ryan meminta sejumlah persyaratan sebelum setuju menyerahkan dirinya. Yang utama, dia selalu meminta diizinkan untuk menggunakan karet pengaman. Dia juga tidak mau diminta eksplorasi aneh-aneh. Untuk menjaga 'kualitas' diri, Ryan rutin melakukan general checkup guna memastikan tidak terkena penyakit seks menular (PSM).
Dari hasil kerjanya sebagai kucing, dalam sebulan sebagai lajang dia bisa hidup berkecukupan. Ryan mampu menikmati liburan rutin ke luar negeri dan mendapat banyak fasilitas what money can buy.
"Tapi, saya tidak begitu menikmati kok. Anggap saja apes. Telanjur nyemplung sekalian," urai Ryan.
Jika mau jujur, Ryan mengaku emoh lama-lama berkecimpung di dunia itu. Begitu tabungan sudah cukup, dia ingin mentas, berhenti dari dunia yang menghasilkan banyak rupiah.[dem]
Komentar Pembaca