Waduk Guyangwarak Desa Jurangjero Kecamatan Bogorejo bakal dikembangkan untuk lokasi wisata. (foto: ag-infoblora) |
Waduk yang berada di perbatasan Desa Jurangjero dengan Desa Nglengkir ini dibangun dengan dana dari APBN sebesar Rp 13,6 miliar dan kedepan akan dikembangkan sebagai lokasi wisata baru di wilayah Blora Utara selain fungsi utamanya sebagai sumber irigasi pertanian.
Bupati H.Djoko Nugroho sampaikan keinginannya untuk memberi nama Waduk Guyangwarak di sela acara jalan sehat, Jumat (23/9). (foto: rs-ib) |
"Waduk ini merupakan salah satu proyek besar yang ada di Kabupaten Blora dan akan diresmikan akhir tahun nanti bersama dengan proyek lainnya. Berdasarkan cerita penduduk lokal dan cerita turun-temurun, saya ingin menamakan waduk ini sesuai dengan sejarah tempat ini yakni Guyangwarak," ungkap Bupati.
Nama Guyangwarak diambil dari kata guyang (menyiram atau memandikan) dan warak (sejenis binatang berkaki empat). Menurut masyarakat setempat dahulu lokasi ini merupakan sebuah kubangan air yang sering digunakan hewan-hewan untuk mandi dan minum.
Agar lingkungan tetap hijau pasca pembangunan, Bupati kedepan akan menggalakkan penanaman pohon buah-buahan di sekitar waduk Guyangwarak dengan menggandeng Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan (Dintanbunakikan).
Adapun Camat Bogorejo, Sarmidi menyatakan bahwa tahun depan juga akan dilakukan pembebasan lahan di sebelah barat waduk untuk pengembangan lokasi wisata alam. Tidak jauh dari waduk juga terdapat Gunung Pegat yang bisa digunakan untuk menikmati pemandangan alam Blora dari ketinggian. Bahkan puncaknya bisa melihat Waduk Tempuran dan Brown Canyon yang ada di perbatasan Desa Soko dan Jurangjero.
Saat ini Waduk Guyangwarak sendiri masih terisi air dengan kedalaman 7 meter. Sebelah kanan kirinya merupakan perbukitan kapur dengan tanaman jati milik masyarakat dan perhutani. (ag-infoblora)