Penulis : Dimas
Kamis, 17 November 2016
Kamis, 17 November 2016
GADING – Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo menggelar workshop kampung iklim di Pondok Wisata Kampoeng Kita Desa Condong Kecamatan Gading, Rabu (16/11/2016). Kegiatan ini dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Desa Burno Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, Kamis (17/11/2016).
Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang peserta terdiri dari berbagai komunitas yang terkait dengan lingkungan hidup diantaranya BLH, Kepala Desa/Lurah, Kelompok Tani, LMDH, Perguruan Tinggi, PPL dan kelompok masyarakat penggiat lingkungan. Selain dari BLH, mereka mendapatkan materi dari narasumber BLH Provinsi Jawa Timur, GIZ Paklim Work Area 1 Jatim dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pelestarian BLH Kabupaten Probolinggo Hendri Priyanto mengungkapkan kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman bagi peserta dan masyarakat mengenai perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya, sehingga seluruh pihak terdorong untuk melaksanakan aksi nyata dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
"Selain itu, menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang dapat mendukung upaya penanganan perubahan iklim dan pengendalian kerusakan lingkungan. Serta memberikan pemahaman tentang pelaksanaan program kampung iklim di Kabupaten Probolinggo," katanya.
Sementara Kepala BLH Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi mengatakan dampak perubahan iklim yang terjadi tidak hanya mengancam lingkungan, sosial maupun ekonomi masyarakat secara umum, namun dampak yang dihadapi di masa depan adalah terpengaruhnya stabilitas ekonomi makro, regional bahkan sebuah negara.
"Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan pendekatan strategi pembangunan yang mengadopsi pengarusutamaan perubahan iklim," katanya.
Menurut Anggit, Kabupaten Probolinggo telah menyusun rencana aksi daerah penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Terkait isu perubahan iklim, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah yang memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim.
"Hal ini dibuktikan dengan peran aktif Pemkab Probolinggo dalam kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan menyusun dokumen profil emisi gas rumah kaca, strategi perubahan iklim terpadu serta dokumen rencana aksi daerah pengurangan emisi gas rumah kaca," jelasnya.
Program kampung iklim (Proklim) jelas Anggit, merupakan program berlingkup nasional yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan ilim dan penurunan emisi GRK serta memberikan penghargaan terhadap upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilaksanakan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
"Program Kampung Iklim bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya sehingga seluruh pihak terdorong untuk melaksanakan aksi nyata yang dapat dapat memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi perubahan iklim serta memberikan kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca," pungkasnya.
Sedangkan Kasubbid Pelestarian Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam BLH Kabupaten Probolinggo Sugeng Hariyono mengatakan program kampung iklim ini di Kabupaten Probolinggo akan diterapkan di Desa Bremi dan Desa Krucil Kecamatan Krucil.
"Alasannya di dua desa tersebut telah banyak melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Sehingga tinggal melakukan pemberdayaan masyarakat," ungkapnya. (wan/mas)